Mahasiswa IPK 4.0 Pada Era 4.0

Penulis: ziar zona zabardi asli


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam memberikan pelajaran kepada masyarakat. Pendidikan sendiri bertujuan untuk membentuk menusia menjadi paripurna, memanusiakan manusia sehingga mengenal jati dirinya yang sebenar-benarnya. Dalam UUD 45 tujuan pendidikan di Indonesia sendiri tertuang dalam undang-undang dasar alenia ke-IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahwasanya sejak Indonesia merdeka prioritas pertama dan yang paling utama yaitu merubah dan menuntaskan kebodohan seluruh rakyat sampai ke akar-akarnya melalui jalan pendidikan. Manusia terjajah dan tertindas pada dasarnya atas kebodohan pada dirinya sendiri. Kebodohan merupakan suatu ancaman dan musuh yang paling besar yang harus dilawan, dilenyapkan dengan pendidikan. Maju dan mundurnya seuatu negara terletak pada maju dan merosotnya dalam dunia pendidikan.


Dilema dunia pendidikan dalam menjawab kemajuan zaman serta problemanya sangat akut untuk diselasaikan. Masalah ini tidak berkesudahan. Di samping, negara yang masih berkembang namun ditekan terus dengan kemajuan industri 4.0 yang signifikan. Dalam dunia kerja, persaingan yang begitu ketat ruang-ruang yang kerja yang begitu diperebutkan hanyalah untuk orang -orang yg bisa membaca peluang. Kualitas bukanlah menjadi  prioritas tapi Skill dan daya jual dalam diri seorang menjadi keberuntungan sendiri dalam dunia kerja. Tidak mengenal gelar dan tidak mengenal angak IPK tapi, skill dan kemampuan berkomunikasi serta keahlian yang lainnya adalah yang utama. Dunia kerja saat ini sudah tidak menghitung nilai belajar yang tertera di atas kertas tapi lebih memperioritaskan kemampuan skill dan talenta yang baik. Angak menjadi sebuah pajangan didalam lemari yang lapuk dan usang. Angka yang disebut nilai sudah tidak bernila di mata dunia kerja. Angka sudah tidak diperebutkan dalam dunia kerja tapi kemampuan dalam bidangnya sendiri. Pengaruh industri 4.0 ini sudah mengancam daya manusia, lain waktu juga mendorong daya fikir manusia yang kreatif. Manusia dalam mengarungi zaman modern maka fikiran juga  harus modern. Maka manusia dituntut untuk lebih melatih diri dalam setiap bidang yang digelutinya.



Kemajuan industri four point zero (4.0) saat ini merubah segala tatanan kehidupan. Baik dalam dunia ekonomi, pendidikan, serta sosial. Memotong zaman dan waktu menjadi lebih singkat dan merubah keadaan yang lebih mudah. Di dunia ekonomi sendiri dari mekanisme barter sampai ke pertukaran elektronik memotong waktu yang begitu singkat dengan kemajuan industri mesin. Disisi lain dalam menyimpan uang di bank 20 tahun yang akan datang bisa jadi manusi tidak lagi digunakan. Karna bisa jadi perangkat bangk sendiri akan menggunakan mesin semua. Sehingga penggunaan jasa manusia sendiri sudah terganti dengan mesin. Pada bidang pendidikan, kita ketahui media belajar saat ini sudah begitu maju mulai dari penggunaan power point dan alat belajar lainnya yang begitu canggih disini juga jasa manusia sudah sedikit di perhitungkan. Mau tidak mau manusia harus menerima kemajuan industri 4.0 karna bagaimanapun itu menjadi kebutuhan manusia sendiri yang segala tindak tanduknya tergantung dengan mesin. Sehingga pergeseran moral manusia sudah tidak perhitungkan apalagi kemajuan dalam spiritualnya.



Manusia saat ini lupa dan tidak sadar dizaman apa ia menginjakkan kaki. Manusia lebih suka dengan kebiasaan dan rutinitas. seharusnya dari sisi kehidupan yg serba ada maka manusia harus up grade baik dari bidang pendidikan ekonomi dan sosial Lebih-lebih Up grade dalam segi pemikiran. Tuntutan manusia saat ini harus mampu menciptakan sesuatu yang berbeda sesuai dengan perkembangan zaman. Yang membawa manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Yang mampu mempersingkat pekerjaan yang membutuhkan waktu yang panjang dengan memberikan kemudahan dengan waktu yang singkat. Terlebih menciptakan sebuah aplikasi kehidupan yang mudah.



Siswa hari ini dituntut untuk mendapatkan nilai yang tinggi dan bagus. Namun siwa yang mendapatkan nilai yang tinggi tidak bisa menerapkan serta pengimplentasian dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga penjejalan mata pelajaran menjadikan siswa memiliki banyak beban tapi penerapan pelajaran kurang maksimal. Begitupula dalam dalam dunia akademisi . Mahasiswa yang mengejar ketertinggalan nilai dan menyandang nilai yang begitu tinggi ketika membawa ilmu dan teori pulang ketengah kehidupan masyarakat ia bemum mampu menerapkan teori tersebut dalam masyarakat. Karna pada dasarnya tingkatan belajar ygpaling bawa adalah memahami daj titik terkahir adalah implementasi atau aktualisasinya Bloom mengatakan learning of to do.