Oleh: Zainul Aripin.
Di dalam kehidupan ini, mungkin diantara kita pernah merasakan yang namanya memanggung sebuah harapan ataupun berharap kepada seseorang. Bahkan, hal ini sangat lumrah di kalangan generasi milineal yang dalam hal ini dalam konteks percintaan. Dalam konteks cinta sebuah harapan untuk ingin bersatu dalam satu atap rumah selalu ada, namun harapan tersebut belum tentu berujung kepuasan yang sesuai dengan yang kita inginkan, namun bisa jadi yang kita dapatkan hanya kekcewaan. Sebuah harapan yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan, impikan, atau dambakan selama ini merupakan titik pahit sebuah harapan, yang kemmudian hal itu yang kemudian menyadari kita bahwa menanamkan sebuah harapan atau berharap terhadap sesama manusia bukanlah sesuatu yang baik, selebih-lebih berharap secara berlebihan.
Semua orang tentunya tidak menginginkan hal itu terjadi, kadang seseorang apatis dengan hal semacam itu ataupun menganggap hal yang sangat sepele yang tidak akan membawa kesan negatif dalam kehidupan. Namun seyogyanya pemikiran seperti inilah yang tidak harus ada dalam benak setiap orang. Pemikiran seperti inilah yang harus kita jauhkan, karena pada hakikatnya apapun yang kita terima merupakan buah dari ikhtiar yang kita perbuat selama itu. Sebagai contoh harapan yang tidak sesuai dengan keinginan yang berakhir dengan kekecewaan ataupun kesadisan.
Dewasa ini banyak sekali dari generasi milineal yang memberikan harapan ataupun berharap berlebihan terhadap kekasihnya, menjalankan hubungan selama bertahun-tahun dengan harapan bersatu dalam satu atap rumah, Namun hal tersebut tidak terjadi (tidak berjodoh). Ntah itu karena ketiadaan restu dari salah satu dari keduanya, kebosanan yang melanda salah satunya atau yang lebih tepat memang itu bukan jodohnya,,,,,,hehehehheheh. Hal semacam ini kadang memberikan dampak negatif terhadap keduanya, yang kadang terjadi bunuh diri, setres, gila, dan menimbulkan rasa benci dari kedua belah pihak (terputusnya silaturrahmi). Hal ini yang membuat para orang -orang bijak mengatakan “janganlah engkau berharap lebih jika kita tak berupaya lebih” Itulah sisi pahit dari sebuah harapan…..!!!!
Terlepas dari harapan keduniawian yang kadang bertolak belakang dengan keinginan dan pada akhirnya berujung dengan kematian dan kesadisan. Serta merubah waktu yang awalnya waktu yang penuh keistimewaan namun berubah menjadi waktu penuh kesia-siaan. atau bisa jadi terjadi namun hanya kebetulan bertepatan dengan takdir Tuhan.
Tanamkan harapan hanya sekedar harapan dengan dibarengi permintaan kepada Tuhan, bukan hanya menanamkan harapan kepada manusia dengan secara berlebihan, apalagi harapan yang mengalahkan harapan kepada Tuhan. Justru hakikatnya harapan yang penuh harapan hanya patut dipersembahkan kepada Tuhan yang memiliki keagungan dan keniscayaan, yang mampu merubah keadaan masa depan yang penuh dengan keindahan.
Kejombloan bukan berarti tanda kehidupan yang suram ataupun tidak memiliki pandangan untuk masa depan, justru kejombloan adalah bentuk kasih sayang sang Tuhan agar terhindar dari kemaksiatan. dan rindu akan kedua suara dan tangan meminta harapan, apalagi hanya tentang perjodohan. Hakikatnya manusia adalah mahkluk, maka mintalah kepada sang Kholiq.
Ketika do’a dan harapan kepada Tuhan sesuai apa yang kita inginkan, impikan, dambakan terjadi, maka itulah sisi manis dari sebuah harapan
GOD FIRST, GOD AGAIN, AND GOD FOREVER.!!!!
Komentar